Kisah Syekh Ramdhan al-Buthy yang Menunjukan bahwa Menghadiri Majelis Salawat dan Maulid Nabi Pahalanya Sangat Besar Sekali
"Di usianya yang sudah tua renta, suatu hari Syekh Mulla Ramdhan al-Buthy—ayah dari seorang ulama terkemuka bernama Muhammad Sa'id Ramdhan al-Buthy—ditimpa sakit malaria. Melihat ayahnya terkapar lemas tak berdaya, anak-anaknya tentu merasa tak tega. Singkat cerita, mereka pun menempuh sekian banyak cara demi kesembuhan ayahnya. Putra Syekh Ramdhan, yang bernama Taufik, memilih untuk bersedekah; saudara perempuannya yang bernama Zainab bernazar untuk puasa sekian hari, sementara Syekh Ramdhan al-Buthy memilih untuk menghadiri majlis Maulid Nabi.
Syekh Ramdhan berkata: "Ketika itu saya hanya bisa memohon, semoga majelis tempat Nabi disanjung dan dipuji yang saya hadiri tempo hari itu diterima oleh Allah dan menjadi perantara kesembuhan ayah saya yang sedang ditimpa sakit keras."
Setelah sembuh dari penyakitnya, di kemudian hari ayahnya bercerita. Ia menuturkan bahwa di masa-masa sakitnya itu ia mimpi dijumpai oleh seseorang yang tak dia kenal sebelumnya. Orang itu membawa sebuah kotak cantik. Tak tahu persis isinya apa. Tapi ia mengira bahwa kotak itu isinya adalah obat-obatan. Tak lama kemudian, orang yang menjumpainya itu berkata: "Ini ambil hadiah dari cucumu yang bernama Taufik, kemudian yang ini dari Zainab, dan….naaahh, yang terkahir ini nih yang paling besar dan paling bagus dari putramu yang bernama Muhammad Sa'id."
Mendengar mimpi tersebut Syekh Ramdhan berkata: "Sungguh, saya sangat gembira dengan mimpi ayah saya itu. Dengan beberapa alasan tentunya. Tapi yang paling penting ialah: dengan mimpi tersebut saya semakin yakin bahwa menghadiri majlis Maulid yang di dalamnya ada lantunan salawat dan sanjungan kepada Nabi merupakan amal kebaikan yang pasti akan diterima oleh Allah, selama diniatkan untuk tujuan yang lurus dan terhindar dari aneka keharaman. Majelis semacam itu dapat mempertebal rasa cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Dengen keberkahan majlis tersebut, ayah saya pun disembuhkan dari penyakitnya dan kembali menjalani aktivitas sebagaimana biasa."
Semoga kisah singkat ini bermanfaat dan menambah keyakinan kita bahwa menghadiri majlis salawat dan Maulid Nabi Saw sama sekali bukan amalan sia-sia, apalagi harus dikategorikan sebagai bid'ah yang tak ada dasarnya dalam ajaran Agama.
Disarikan dari kitab Hadza Walidi, yang ditulis oleh Syekh Muhammad Sa'id Ramdhan al-Buthy. Cet. Dar al-Fikr: Damaskus. Hlm 158-160. 👌
No comments:
Post a Comment